sepenggal habis bersama lentik gitar
penuh barisan megah bahasa cinta
dalam nada merajah rasa
tapi bulan itu tak kunjung purnama
sepenggal malam lain
kaukulum dengan bergelas-gelas kopi
tak ada dalam lidahmu nikmat butirnya
atau wangi aromanya dalam hidungmu
hanya panas dan pahitnya
yang tak pernah melelapkanmu
demi menemani malam
tapi bulan itu tak kunjung purnama
(sayang aku bukan puisi cinta
yang hidup dari kumpulan kata dan pesonanya
tanpa tangan untuk mengerti susahnya menggapai
dan kaki untuk merasakan lelahnya melangkah.
sayang aku bukan sekedar bayang-bayang
yang tampak selalu menemani
atau terpaksa menemani karena ada cahaya
tanpa hati yang tulus dan kepala yang murni
karena entah kemana jika gelap pekat
sayang kau penggal malam
aku adalah malam yang utuh)
kausimpan sepenggal yang lain
menunggu tahu makna malam
-apr2007-